Patung slamet
riyadi berada di ujung jalan slamet riyadi yang sebagai pusat keramaian sedikit
cerita tentang slamet riyadi Pada suatu peristiwa saat akan diadakannya
peralihan kekuasaan di Solo oleh Jepang yang dipimpin oleh
Sutjokan (Walikota) Watanabe yang merencanakan untuk mengembalikan kekuasaan
sipil kepada kedua kerajaan yang berkedudukan di Surakarta, yaitu Kasunanan dan Praja Mangkunagaran,
akan tetapi rakyat tidak puas. Para pemuda telah bertekad untuk mengadakan
perebutan senjata dari tangan Jepang, maka rakyat mengutus Muljadi
Djojomartono dan dikawal oleh pemuda Suadi untuk melakukan
perundingan di markas Kempeitai (polisi
militer Jepang) yang dijaga ketat. Tetapi sebelum utusan tersebut tiba di
markas, seorang pemuda sudah berhasil menerobos kedalam markas dengan meloncati
tembok dan membongkar atap markas Kempeitai, tercenganglah pihak Jepang, pemuda
itu bernama Slamet Rijadi.
Dalam perang
kemerdekaan II inilah Let.Kol. Slamet Rijadi, membuktikan kecakapannya sebagai
prajurit yang tangguh dan sanggup mengimbangi kepiawaian komandan Belanda
lulusan Sekolah Tinggi Militer di Breda
Nederland. Siang dan malam anak buah Overste (setingkat Letnan
Kolonel) J.H.M.U.L.E. van Ohl digempur habis-habisan, dengan penghadangan,
penyergapan malam, dan sabotase. Puncaknya ketika Letkol. Slamet Rijadi
mengambil prakarsa mengadakan serangan umum
Surakarta yang dimulai tanggal 7 Agustus 1949, selama empat hari
empat malam. Serangan itu membuktikan kepada Belanda, bahwa gerilya bukan saja
mampu melakukan penyergapan atau sabotase, tetapi juga mampu melakukan serangan
secara frontal ketengah kota Solo yang dipertahankan dengan pasukan kaveleri
Di balik semua
ini patung ini di anggap tidak sopan terhadap kasunanan Surakarta kareta
membelakangi kraton. HARUSNYA DI JAGA ADAT BUDAYA JUGA, solo ada karena
kasunanan Surakarta jadi kenapa pemda tidak menjaga adat disana