Tugu batik
laweyan berada di kampong batik lawyan solo tugu ini ada di tengah tengah kampong. Tugu ini bebentuk empat kotak yang beda
ukuran dan di akhiri atap segitiga, tinggi tugu ini juga tidak terlalu tinggi
mungkin hanya 2 meter lebih tugu ini juga jadi salah satu daya tarik jika
menggujungi kampong batik laweyan di tugu ini ada ukiran seperti cap batik maka
dari itu tugu inin di beri nama tugu bataik saat saya melihatnya sepertinya
tugu ini masih baru. Kalau kalian ke solo jangan lupa ke tugu ini
Patung slamet
riyadi berada di ujung jalan slamet riyadi yang sebagai pusat keramaian sedikit
cerita tentang slamet riyadi Pada suatu peristiwa saat akan diadakannya
peralihan kekuasaan di Solo oleh Jepang yang dipimpin oleh
Sutjokan (Walikota) Watanabe yang merencanakan untuk mengembalikan kekuasaan
sipil kepada kedua kerajaan yang berkedudukan di Surakarta, yaitu Kasunanan dan Praja Mangkunagaran,
akan tetapi rakyat tidak puas. Para pemuda telah bertekad untuk mengadakan
perebutan senjata dari tangan Jepang, maka rakyat mengutus Muljadi
Djojomartono dan dikawal oleh pemuda Suadi untuk melakukan
perundingan di markas Kempeitai (polisi
militer Jepang) yang dijaga ketat. Tetapi sebelum utusan tersebut tiba di
markas, seorang pemuda sudah berhasil menerobos kedalam markas dengan meloncati
tembok dan membongkar atap markas Kempeitai, tercenganglah pihak Jepang, pemuda
itu bernama Slamet Rijadi.
Dalam perang
kemerdekaan II inilah Let.Kol. Slamet Rijadi, membuktikan kecakapannya sebagai
prajurit yang tangguh dan sanggup mengimbangi kepiawaian komandan Belanda
lulusan Sekolah Tinggi Militer di Breda
Nederland. Siang dan malam anak buah Overste (setingkat Letnan
Kolonel) J.H.M.U.L.E. van Ohl digempur habis-habisan, dengan penghadangan,
penyergapan malam, dan sabotase. Puncaknya ketika Letkol. Slamet Rijadi
mengambil prakarsa mengadakan serangan umum
Surakarta yang dimulai tanggal 7 Agustus 1949, selama empat hari
empat malam. Serangan itu membuktikan kepada Belanda, bahwa gerilya bukan saja
mampu melakukan penyergapan atau sabotase, tetapi juga mampu melakukan serangan
secara frontal ketengah kota Solo yang dipertahankan dengan pasukan kaveleri
Di balik semua
ini patung ini di anggap tidak sopan terhadap kasunanan Surakarta kareta
membelakangi kraton. HARUSNYA DI JAGA ADAT BUDAYA JUGA, solo ada karena
kasunanan Surakarta jadi kenapa pemda tidak menjaga adat disana
Benteng Vastenburg adalah benteng
peninggalan Belanda
yang terletak di kawasan Gladak, Surakarta. Benteng ini dibangun tahun 1745 atas perintah Gubernur
Jenderal Baron Van Imhoff. Sebagai
bagian dari pengawasan Belanda terhadap penguasa Surakarta, benteng ini
dibangun, sekaligus sebagai pusat garnisun. Di seberangnya terletak kediaman gubernur Belanda
(sekarang kantor Balaikota Surakarta) di kawasan Gladak
.
Bentuk tembok benteng berupa bujur
sangkar yang ujung-ujungnya terdapat penonjolan ruang yang disebut seleka
(bastion). Di sekeliling tembok benteng terdapat parit yang berfungsi sebagai perlindungan dengan jembatan di
pintu depan dan belakang. Bangunan terdiri dari beberapa barak yang terpisah
dengan fungsi masing-masing dalam militer. Di tengahnya terdapat lahan terbuka
untuk persiapan pasukan atau apel
bendera.
Setelah kemerdekaan, benteng ini
digunakan sebagai markas TNI
untuk mempertahankan kemerdekaan. Pada masa 1970-1980-an
bangunan ini digunakan sebagai tempat pelatihan keprajuritan dan pusat Brigade Infanteri
6/Trisakti Baladaya Kostrad untuk wilayah Karesidenan Surakarta dan sekitarnya.
Namun sayang, kondisi benteng saat
ini dipenuhi semak belukar yang menutupi kemegahannya. Kabar gembiranya,
benteng ini akan segera direstorasi.
dulu benteng ini dijual oleh walikota solo kepada perseorangan dan sekarang sudah di renovasi tetapp saja di bagian timur benteng masih ada rumah semi untuk jualan dan sudah ada jalan buat jogging
Lokasi: dukuh kidul warung, desa pabelan, kecamatan kartasura, sukoharjo
htm: free
Sehabis
pulang dari masjid menuju ke kost saya melihat sebuah arca nandi yang sudah
tergerus entah sudah berada berapa lama berada disini tapi aku tak tau itu arca
nandi apa palsu karena saya bukan seorang arkeolog dan tak ada seseorang yang
dapat menjelaskan darimana arca itu berasal
Arca ini Cuma ada satu dan tanpa
kepala tapi terlihat jelas ada pahatan ekor sapi dan kaki sapi yang ditekuk
tempat ini tidak terlalu jauh dari universitas muhammadiyah Surakarta
Tugu talirogo ini berada di pasar
sidodadi atau lebih dikenal dengan pasar kleco berlokasi
di Jalan Slamet Riyadi, Kalurahan Karangasem, Kecamatan Laweyan Kota Surakarta
.
pasar ini juga tidak ada yang khusus tetapi mampu menyediakan berbagai kebutuhan
pokok masyarakat sama seperti pasar yang lainnya Setelah adanya perubahan luas
lahan, hasil dari pembebasan tanah makan Kleco, pada tahun 2007 Pasar Sidodadi
dibangun kembali oleh pemerintah Kota Surakarta.
Tapi
yang menarik di depan pasar ini ada satu tugu yang di sebut talirogo. Tugu ini
masuk ke dalam benda cagar budaya tugu ini di bangun untuk memperingati
periwira yang berjuang untuk kemerdekaan republic Indonesia
Tugu
ini diresmikan oleh PANGLIMA DAM VII JAWA TENGAH pada tanggal 20 mei 1960 atau
lebih tepatnya jum’at legi. Tugu berbentuk orang yang punya satu dan
menggunakan tongkat penompang mungkin ini melambangkan pejuang yang terluka.
tugu ini sangat dekat dengan jalan slamet riyadi, kalau malam di pasar kleco
ada warung makan murah dan bikin kenyang